gravatar

Pa Boediono : Calon Wapres SBY ??



Blitar - Cool and calm. Itulah salah satu alasan SBY memilih Boediono sebagai pendampingnya. Jejak kesederhanaan juga melekat pada pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943 ini.

Jejak itu setidaknya tampak saat detikcom menyambangi rumah masa kecil doktor ekonomi bisnis lulusan Universitas Pennsylvania Amerika ini. Kediaman Boediono di Kota Blitar terletak di Jalan Dr Wahidin No 6, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul. Rumah tersebut sampai saat ini masih ada, meski statusnya terus berpindah tangan karena dikontrakkan.

"Yang terakhir menyewa ini Salon Rudik. Kalau sekarang masih kosong, dan katanya akan dikontrakkan lagi," kata Harianto (34), pemilik counter HP di sebelah rumah Boediono, saat ditemui detikcom, Rabu (13/5/2009).

Rumah Boediono mulai dikontrakkan sejak beberapa tahun terakhir, semenjak ibu kandungnya, Ny Samilah, diboyong ke Jakarta. "Tepatnya tidak tahu ya, tapi yang jelas sudah sejak beberapa tahun memang selalu ganti yang menempati," imbuh Harianto.

Rumah Boediono itu berada tepat di tepi jalan raya dan tampak sederhana. Rumah tersebut hanya terdiri dari beberapa ruangan, tidak memiliki teras khusus, alias langsung bergabung dengan trotoar jalan.

Kesederhanaan lain dari sosok Boediono juga tampak dari pengakuan sejumlah mantan teman sekolahnya di SMA Negeri 1 Blitar.

"Saya tahu persis dia itu tidak memiliki sepeda motor dan kalau ke sekolah mesti jalan kaki. Padahal sampeyan tahu sendiri berapa jarak rumahnya dengan sekolah," kata Sjamsijah, salah satu teman sekolah Boediono, saat ditemui di rumahnya, Jalan Musi No 6, Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota, Blitar.

Selain sederhana, Boediono juga dikenal sebagai sosok yang sangat pendiam dan terkesan tertutup. "Setahu saya Bu Sis (panggilan ibu kandung Boediono) itu pekerjaannya buka toko pakaian, bapaknya juga. Makanya dia sederhana dalam menjalani kehidupannya," ujar Sjamsijah.

Hal senada juga diungkapkan oleh Prijanto, teman sekolah Boediono yang lain. Menurutnya, selama 3 tahun menjalani pendidikan di SMA Negeri 1 Blitar tak sekali pun Boediono menaruh buku pelajarannya dalam tas sekolah.

"Saya nggak tahu memang nggak punya atau sengaja. Jadi kalau sekolah bukunya digulung dan diletakkan dalam saku belakang celana. Tapi ya nggak tahu kenapa dia itu kok justru sangat pintar dan selalu berprestasi," ujar Prijanto tak habis pikir.

Boediono memulai kariernya sebagai dosen UGM. Posisinya terus menanjak setelah dia bergabung dengan Bank Indonesia. Kursi menteri mulai dipegangnya pada 1998 sebagai Menneg PPN/Ketua Bappenas pada era BJ Habibie, Menteri Keuangan di zaman Megawati (2001-2004), Menko Perekonomian era SBY (2005-2008) dan Gubernur BI (2008) hingga sekarang.

http://pemilu.detiknews.com