gravatar

BABAD CIREBON



Jalan jalan ke Parijs Van Java, ga sengaja melihat sebuah kios toko buku (dekat permainan anak2) yang isinya buku dan komik jaman baheula....(Wiro Sableng, Kho Ping Hoo, Ramayana dll)...

Diantara setumpuk buku antik tersebut saya tertarik dengan sebuah komik bergambar berjudul BABAD CIREBON (3 seri) :

Setelah dibaca ini ringkasan komik tersebut :

Kerajaan Hindu Pajajaran dipimpin Prabu Siliwangi saat itu........di lain tempat ada seorang penyebar Agama Islam bernama Syekh Quratul’ain bersama muridnya Subang Larang yang cantik. Kemudian Prabu Siliwangi bertemu dan belajar pada Syekh Quratul’ain.

Prabu Siliwangi menikahi Subang Larang dan mempunyai 3 orang anak :

  1. Walang Sungsang, memperdalam ilmu batin/agama
  2. Jaka Sengara. Merperdalam ilmu kerajaan
  3. Rara Santang, mengikuti Walang Sungsang

Walang Sungsang beserta istri dan adik Rara Santang memperdalam ilmu agama menuju Syeh Nurul Jati.

Di lain tempat Raja Kelana alias Sultan Syarif Abdullah (Gurun Sahara, Mesir) dalam perjalanan juga menuju Syeh Nurul Jati.

Raja Kelana menikah dengan Rara Santang dan mempunyai seorang putri. Putri mereka menikah dengan Maulana Ishak (bangsawan Majapahit yang menyebarkan agama Islam di Samudera Pasai) dan mempunyai anak bernama Syarif Hidayatullah lahir di Samudera Pasai.

Pada saat pulang belajar dari Arab, Syarif Hidayatullah mendapati Samudera Pasai sedang diserang Portugis. Kemudian ia serta merta mengarahkan kapalnya ke Kerajaan Demak.

Di Demak, Syarif Hidayatullah menikah dengan anak Raden Patah. Oleh para wali kemudian mendapatkan tugas untuk pergi ke Jawa Barat / Cirebon dan diberi gelar Sunan Gunung Jati.

Sebelum ke Cirebon beliau ke Banten dan Jakarta…berhasil mengusir Portugis akhirnya sukses membawa Kerajaan Banten berjaya.

Kehebatan namanya sampai terdengar ke Negeri China...Sunan Gunung Jati diundang Raja China. Raja mempunyai putri yang bernama Ong Tin dan Pengawal Kerajaan Jenderal Sam Pho Kong. Raja menyuruh putrinya berpura-pura hamil. Tapi apa yang terjadi ternyata Putri Ong Tin betul-betul hamil. Sejak saat itu Raja China mengakui kehebatan Sunan Gunung Jati. Raja menikahkan Putri Ong Tin dengan Sunan Gunung Jati dan ikut kembali ke Pulau Jawa bersama sang pengawal Kerajaan.

Setelah tua Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati menyerahkan Banten kepada Maulana Hasanudin (anaknya), Jayakarta kepada Raden Wijayakusuma dan Cirebon kepada Panembahan Ratu (cucunya).

Sampai akhir hayatnya Syeh Sunan memperdalam ilmu agama di tempat Syeh Nurul Jati dan dimakamkan di daerah Gunung Jati Cirebon.